Asli Kulit Buaya

Dompet Kulit Buaya
Kulit buaya memang sudah terkenal sepanjang zaman sebagai bahan yang kuat, bandel dan awet untuk digunakan sebagai bahan dasar seperti tas, sepatu, dompet, ikat pinggang dan lain-lain.

Kerajinan kulit buaya asli di Indonesia salah satunya terdapat di Merauke, Papua yang terletak di ujung paling timur Indonesia. Agus Subagyo misalnya, salah satu pengusaha kerajinan kulit buaya dengan label "Mas Kulit" ini telah menggeluti usaha kerajinan kulit buaya sejak tahun 2005. Diakuinya, kerajinan kulit buaya mempunyai prospek yang cukup baik, karena banyak peminat dan pemburu sepatu, tas, dompet dan ikat pinggang asli kulit buaya.

Agus Subagyo menyatakan, kerajinan kulit buaya di Merauke, Papua berasal dari buaya asli yang liar. Dimana, sebagian besar masyarakat Kelurahan Samkai, Merauke bermata-pencarian sebagai pemburu buaya. Mereka secara alami berburu buaya dengan tombak. Meski buaya dilindungi sebagai binatang langka, namun Agus mensyukuri sejak tahun 2008, Pemerintah Kabupaten Merauke, Papua telah memberikan legalitas dan izin bagi pengrajin untuk memanfaatkan kulit buaya dengan batas-batas tertentu. Kerajinan kulit buaya di Merauke sendiri merupakan kebanggaan dan aset daerah.

Agus menjelaskan setiap bulan usahanya bisa membuat berbagai macam produk kerajinan kulit buaya. Yang tersulit adalah membuat tas golf, yang membutuhkan waktu sekitar sebulan. Sedangkan yang termudah adalah membuat ikat pinggang dan dompet. Harga tas golf kulit buaya bisa mencapai Rp 30 juta, untuk dompet dan ikat pinggang seharga Rp 300 ribu - Rp 400 ribu. Sedangkan tas dan sepatu harganya bisa mencapai jutaan rupiah.

Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi UMKM Kabupaten Merauke, Beny Malik mengatakan, aktivitas perburuan buaya sebagai hewan yang dilindungi akan dibatasi jumlahnya, agar populasinya tidak cepat punah di alam Papua. Alasan pihak dinas memberikan pembatasan, mengingat pesatnya jumlah pengrajin kulit buaya di Kabupaten Merauke. Latas, hal itu berdampak pada penurunan jumlah populasi buaya itu sendiri.

“Kabupaten Merauke memang sudah terkenal ke seluruh Papua, bahkan di luar Papua sebagai penghasil terbesar souvenir kulit buaya. Untuk mengatasi dan menekan angka penurunan salah satu jenis hewan yang dilindungi, maka akan dilakukan pembatasan jumlah bagi para pemburu buaya untuk dijual kepada para pengrajin kulit,” kata Beni, Rabu (11/12) kemarin.

Dikatakan, buaya adalah salah satu jenis hewan yang dilindungi dan juga paling banyak diburu. Kulitnya dapat dijadikan bahan baku souvenir. Guna memelihara populasi buaya agar cepat tidak punah, jumlah perburuan buaya dibatasi. Buaya yang usianya lebih muda tak boleh diburuh dan masuk dalam kategori layak dilindungi.

“Penertiban pemburuan akan disosialisasikan bagi para rumah produksi souvenir kulit buaya. Para pemburu akan diberi ketentuan-ketentuan mulai dari ukuran atau bobot dan jenis buaya yang dapat diburu. Sehingga kelestarian buaya dapat bertahan lama,” pungkasnya.

Diberdayakan oleh Blogger.